Amanohashidate disebut-sebut sebagai salah satu dari tiga pemandangan terindah di Jepang. Di bagian timur terdapat pantai berpasir putih yang dapat digunakan untuk berenang. Di sepanjang lidah pasir ditumbuhi sekitar 8.000 batang pohon tusam. Tempat ini dikunjungi oleh sekitar 2,7 juta pengunjung setiap tahunnya. Pemandangan Amanohashidate dapat dilihat dari Amanohashidate Viewland (sisi selatan) atau Taman Kasamatsu (sisi utara). Pemandangan Amanohashidate dari Taman Kasamatsu dapat terlihat seperti "jembatan ke langit", bila dilihat dari celah kedua belah kaki dan badan dibungkukkan.
Tempat ini sudah terkenal sejak zaman kuno. Dalam Hyakunin Isshu terdapat waka karya Koshikibu no Naishi, Ōeyama ikuno no michi no tōkereba madafumi mo mizu amanohashidate (大江山 いく野の道の 遠ければ まだふみもみず 天橋立, Dari Gunung Ōe begitu jauh jalan ke Ikuno, surat pun belum datang dari Amanohashidate.)
Dalam fudoki Provinsi Tango dikisahkan tentang tangga yang digunakan Izanagi untuk naik ke langit. Ketika Izanagi sedang tidur, tangga tersebut jatuh dan berubah menjadi Amanohashidate. Pada zaman Edo, Amanohashidate bersama-sama dengan Matsushima dan Miyajima sudah disebut sebagai Tiga Pemandangan Terindah di Jepang.
Lidah pasir ini terbentuk kira-kira 4.000 tahun yang lalu. Hanyutan pasir dan kerikil dari sungai-sungai di bagian timur Semenanjung Tango terbawa arus laut yang bertabrakan dengan arus Laut Aso yang berasal dari aliran Sungai Noda di di sebelah barat Amanohashidate. Sebagai akibatnya, lidah pasir berbentuk hampir lurus terbentuk di tengah-tengah laut yang memisahkan Teluk Miyazu dan Laut Aso.
Pada 1 Juni 1955, Amanohashidate ditetapkan sebagai bagian dari Taman Kuasi-Nasional Teluk Wakasa. Setelah wilayahnya diperluas, Taman Kuasi Nasional Teluk Wakasa diubah namanya menjadi Taman Kuasi-Nasional Tango-Amanohashidate-Ōeyama pada 3 Agustus 2007.
Source : http://www.amanohashidate.jp/area_all.html
No comments:
Post a Comment