Wednesday, July 18, 2012

Four Seasons in Japan

Four Seasons in Japan
Jepang terletak di belahan bumi bagian utara. Berdasarkan letak geografis tersebut, Jepang memiliki empat musim yang berbeda setiap tahunnya. Musim-musim yang terdapat di Jepang sama dengan di negara-negara beriklim sedang lainnya. Tetapi perbedaannya adalah suasana setiap musimnya lebih khas dibandingkan negara-negara lainnya.


Salju musim dingin yang ditunggu-tunggu oleh para pemain ski dan snowboarders, yang sering mengunjungi arena ski populer seperti Hakuba dan Naeba. Olahraga musim dingin telah menjadi sangat populer dalam beberapa tahun terakhir dan tahun 1998 Olimpiade Musim Dingin diadakan di Nagano yang sangat sukses. Matsuri Yuki (salju festival) yang diadakan di Sapporo setiap bulan Februari menarik ribuan wisatawan dari Jepang dan luar negeri. Selain itu perayaan malam tahun bari di seluruh prefektur di Jepang juga sangat spektakuler sesuai dengan culture di masing-masing prefektur.


Pada musim semi, salah satu musim favorit di Jepang dimana banyak fenomena-fenomena menarik. Sakura (cherry blossoms) mekar biasanya dari akhir Maret sampai April. Biasanya seluruh masyarakan Jepang menikmati mekarnya Sakura dan banyak penduduk Jepang melakukan Hanami. Tradisi hanami telah populer sejak Periode Heian dan masih dilakukan hingga saat ini. Maka setiap tahun, ratusan ribu orang Jepang dari berbagai usia berkumpul di bawah pohon Sakura melakukan bernyanyi karaoke, makan-makan, dan bercengkrama dengan penduduk lain. 

Meskipun tidak dihitung sebagai salah satu dari empat musim, ternyata hujan di Jepang turun pada bulan Juni untuk itu untuk disebut tsuyu (musim hujan). Orang Jepang tampaknya memiliki sedikit fobia hujan di saat peralihan musim, dilihat dari perisapan mereka menghadapi hujan seperti selalu membawa payung ketika bepergian.


Di musim panas, suhu sampai ke pertengahan-30 itu di kebanyakan daerah dan kelembaban dapat sangat berat. Hanya Hokkaido yangb tidak terkena cuaca ekstrim. Pada akhir pekan, orang-orang berwisata ke pantai atau ke pegunungan. Musim panas adalah juga musim matsuri (festival) dan Hanabi (kembang api). Festival terbesar tahun ini, Obon diadakan pada bulan Agustus (Juli di beberapa daerah). Hanabi Taikai (Festival Kembang Api) yang diadakan di Sungai Sumida di Tokyo sangat populer. Meskipun sekolah sedang berlibur pada Juli dan Agustus, tim SMA bisbol sibuk berlomba-lomba untuk kesempatan untuk mewakili prefektur mereka di kejuaraan bisbol diselenggarakan di Koshien Stadium di Prefektur Hyogo. Acara ini penuh semangat diikuti oleh seluruh prefektur di Jepang.


Akhir musim panas dan awal musim gugur melihat kedatangan topan dari Pasifik. Kebanyakan topan melanda kawasan Kyushu pertama dan kemudian dilanjutkan di seluruh negeri, mendatangkan malapetaka. Beberapa topan terburuk telah menewaskan ribuan orang. Topan tersebut juga menenggelamkan armada Mongol yang menyerang pada abad ke 13, yang juga dikenal dengan kamikaze. September adalah waktu tang tepat untuk tsukimi (melihat bulan). Seperti hanami, ini adalah tradisi yang berasal dari Periode Heian meskipun tidak sepopuler saat ini. Karena pengaruh cuaca dingin pada bulan Oktober dan November, daun mulai berubah warna dan tiba-tiba pemandangannya berubah menjadi merah, coklat, oranye, kuning dan hijau yang disebut Koyo (merah daun) dari akhir musim gugur adalah pemandangan yang sering menakjubkan, terutama dengan latar belakang Gunung Fuji atau sebuah kuil di Kyoto.

Source : http://www.japan-zone.com/culture/season.shtml

No comments:

Post a Comment