Thursday, November 17, 2011

Royal Wedding Keraton Yogyakarta sebagai Wawasan Budaya Indonesia

Bulan oktober 2011 ini Jogja ramai dengan berbagai acara yang silih berganti, dikarenakan bulan oktober adalah bulan dimana Jogja ultah, tepatnya sih tanggal 7, namun hampir sebulan itu beragam acara digelar, mulai dari acara drumband, pawai, sepedaan dan sekitarnya dengan puncaknya nanti 22 oktober ada yang namanya Jogja Java Carnival dengan tema keajaiban dunia ada di Jogja.


Perkawinan agung Putri bungsu Sultan Hamengkubuwono telah dilangsungkan selama empat hari mulai hari Minggu 16 oktober 2011. Putri bungsu Sultan Hamengkubuwono ke-10 Gusti Raden Ajeng Nurastuti Wijareni yang kini bernama Gusti Kanjeng Raden (GKR) Bendoro dipersunting pria asal Lampung Ahmad Ubaidilah yang oleh pihak Kraton diberi nama baru Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Yudonegoro. Pernikahan agung di Kraton Yogyakarta dilaksanakan lebih sebagai upaya untuk memelihara tradisi budaya Jawa yang tidak bisa begitu saja diubah.

Prosesi pernihkahan agung ini akan dihadiri 1.500 tamu undangan VVIP termasuk presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Lebih dari 200 wartawan berbagai media dalam dan luar negeri yang meliput acara pernikahan agung diwajibkan mengenakan busana adat dan tidak boleh mengenakan alas kaki.

Tradisi Kraton dalam budaya masyarakat Yogjakarta tampaknya sulit untuk dirubah sedikitpun.. Mungkin ada sedikit variasi, tetapi yang jelas variasi itu pasti bukan yang pakem. Di antara upacara yang baku adalah ijab khobul yang dilaksanakan di Masjid Panepen yang ada didalam Kraton. Dilanjutkan dengan acara “panggih” atau perjamuan di Bangsal Kencono Selasa pagi.

Kirab pengantin menggunakan kereta kencana Kyai Jong Wiyat dari Kraton menuju bangsal Kepatihan di Jalan Malioboro untuk resepsi bagi para tamu undangan non VVIP. Resepsi di Kepatihan, menurut Prabukusumo adalah meneruskan tradisi yang dilakukan oleh Sultan Hamengkubuwono ke-7.

Calon pengantin putri, GKR Bendoro, misalnya menjalani perawatan tubuh. Calon pengantin pria yang berasal dari luar Kraton mengaku tidak mudah, ada beban psikologis tetapi merasa siap menjalankan tradisi Kraton.
Ribuan polisi dan TNI dikerahkan untuk pengamanan acara pernikahan anak Sultan tersebut. Soal tamu undangan konon mencapai enam ribuan, diantaranya akan hadir presiden RI berserta istri dan wakil presiden beserta istri pada acara pinggih dan konon akan ada banyak angkringan (mencapai 150 angkirangan) dimana nantinya warga bebas ikut makan secara gratis dengan tema pesta rakyat.
 
Source : http://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/10/18/royal-wedding-kraton-yogjakarta-pernikahan-agung-di-abad-modern/

No comments:

Post a Comment